INTIP RUTE PENERBANGAN TERMURAH DARI INDONESIA

INTIP RUTE PENERBANGAN TERMURAH DARI INDONESIA

INTIP RUTE PENERBANGAN TERMURAH DARI INDONESIA -Tarif penerbangan kali ini benar-benar fantastis.
Tiket penerbangan murah selalu jadi incaran para traveler seluruh untuk bisa menekan budget traveling. Untuk bisa mendapatkan penawaran terbaik, para traveler tak segan untuk rela membeli tiket pesawat dari jauh-jauh hari atau antre mengular di travel fair.

Untuk membantu para pemburu harga murah dalam perjalanan mereka, platform perjalanan digital Agoda membagikan rute-rute termurah yang telah dipesan pada awal Agustus oleh para turis dari Indonesia, lho.

Deretan rute penerbangan yang dibeberkan Agoda ini bisa jadi referensi kamu dalam menyusun agenda traveling ke depannya. Dengan ribuan rute penerbangan dari Indonesia, para wisatawan Tanah Air dapat memperoleh harga mulai dari 445 ribu rupiah.

Diketahui, penerbangan termurah di Indonesia berada di peringkat ke-9 di antara sepuluh pasar Asia Pasifik untuk tarif domestik terendah. Thailand dan Filipina, yang sama-sama menawarkan penerbangan domestik seharga Rp123 ribu, menempati posisi teratas.

Di kawasan Asia Tenggara, Indonesia berada di urutan ke-2 dengan penerbangan seharga Rp307 ribu, lebih mahal 123 ribu rupiah dari penerbangan regional termurah rute Kuala Lumpur ke Singapura.

Dari Bali-Adelaide, penerbangan antar benua termurah dari Indonesia di peringkat ini, dapat dipesan dengan harga Rp2,4 juta saja.

” Senang sekali melihat para wisatawan menemukan penawaran penerbangan yang luar biasa di Agoda. Penawaran ini menunjukkan bahwa ada banyak penawaran menarik yang dapat ditemukan jika Anda fleksibel dalam memilih maskapai, rute, dan waktu,\” kata Gede Gunawan selaku Senior Country Director Indonesia di Agoda pada Rabu, 23 Agustus 2023.

Menurutnya, harga dapat berubah sesuai tingkat permintaan, dan tentunya Agoda sangat berusaha untuk mendapatkan harga terbaik yang tersedia ke mana pun tujuan para traveler baik domestik, regional, atau lintas benua.

Berikut penerbangan paling terjangkau dari Indonesia
Domestik: Jakarta (CGK) -> Bandar Lampung (TKG), Rp445 ribu

Penerbangan domestik termurah yang dapat dipesan di Indonesia keberangkatan dari Jakarta dan mendarat di Bandar Lampung dengan biaya tidak lebih dari Rp445 ribu.

Bandar Lampung merupakan ibukota dari provinsi Lampung yang terletak di pesisir selatan pulau Sumatera. Kota ini terkenal dengan pantai, candi, dan situs-situs bersejarahnya. Durasi penerbangannya hanya 50 menit, menjadikannya tempat liburan yang cepat dan mudah dari hiruk pikuk Jakarta.

Lebih murah dari penerbangan domestik, ada penerbangan regional dengan harga 307 ribu rupiah dari Medan ke Penang. Penang adalah sebuah negara bagian Malaysia yang terletak di pesisir barat laut Semenanjung Malaya dan terkenal dengan pantai, makanan, dan budayanya. Dengan waktu penerbangan hanya 50 menit, Penang sangat mudah dijangkau.

Antarbenua: Bali (DPS) ke Adelaide (ADL), Rp2,4 juta
Penerbangan antarbenua termurah yang baru-baru ini dipesan dari Indonesia berangkat ke Adelaide, Australia Selatan dengan biaya hanya RP2,4 juta.

Kota kosmopolitan pesisir Adelaide merupakan tempat yang tepat untuk menikmati pengalaman pesisir dan menjelajahi pedalaman. Waktu penerbangan dari Bali biasanya kurang dari lima jam.

Tarif tersebut merupakan tarif termurah dari pemesanan aktual yang dilakukan di Agoda antara tanggal 1-14 Agustus dan untuk perjalanan di bulan September dan Oktober tahun ini.

Siap berkelana bareng sahabat dan keluarga tersayang?

Kaum Vegan dan Vegetarian Bisa Nikmati Hidangan Sehat Nabati Selama Penerbangan Regional di Rute Ini
– Seringkali para penumpang yang malabeli dirinya sebagai vegan dan vegetarian kesulitan menyantap makanan di pesawat selama penerbangan, terutama jika jarak yang ditempuh sangat jauh.

Sebab, menu-menu in flight rata-rata dibuat secara general agar bisa dikonsumsi siapa pun dengan mengunggulkan makanan khas dari negara asal maskapai yang ditumpangi.

Tapi buat vegan dan vegetarian yang sering melancong menggunakan maskapai penerbangan asal Malaysia, AirAsia, kini bisa dengan tenang menyantap hidangan vegan dan vegetarian khas Asia Tenggara di menu penerbangan regional.

Green Rebel, sebagai pionir protein nabati dari Indonesia, resmi bermitra dengan Santan by AirAsia untuk mengakomodir kebutuhan para penumpang untuk tetap menjalan gaya hidup sehat dan selera mereka.

Kerjasama ini juga merupakan komitmen AirAsia dalam memberikan pelayanan terbaiknya untuk para penumpang. Kerja sama ini resmi diterapkan pada 18 Juli 2023.

Penumpang AirAsia yang akan terbang menuju Malaysia dapat menikmati Pak Nasser’s Plant-Based Nasi Lemak yang merupakan signature menu AirAsia Malaysia versi 100% nabati.

Sementara mereka yang akan terbang menuju Filipina dapat menikmati Sisig vegetarian yang gurih dan lezat.

Lalu sejak 25 Juli 2023, para penumpang yang melakukan penerbangan bersama AirAsia di Indonesia dapat menikmati dua varian hidangan plant-based, yakni Nasi Rendang dengan sayur singkong dan sambal hijau ala Padang.

Sedangkan untuk menu Rendang with Coconut Rice, kamu bisa nikmati mulai 15 Agustus 2023.

” Green Rebel merupakan merek daging nabati pertama yang bermitra dengan AirAsia di Malaysia, Filipina dan Indonesia,\” ujar Co-Founder dan CEO Green Rebel, Helga Angelina Tjahjadi, pada keterangannya, Kamis 3 Agustus 2023.

” Green Rebel dan AirAsia memiliki nilai-nilai yang selaras, khususnya komitmen terhadap menjaga kelestarian lingkungan dan lokalisasi rasa,” tambah Helga.

Cita rasa otentik, rendah kalori, & bergizi tinggi
Santan, cabang katering AirAsia, telah mengganti protein hewani seperti daging sapi, ayam, dan babi pada hidangan tradisional berbahan dasar daging dengan Beefless Rendang, Chick\’n Chunks, dan Plant Mince yang merupakan protein nabati dari Green Rebel.

Hidangan klasik Malaysia, Nasi Lemak juga disajikan dengan campuran beras basmati dan beras ungu, ditambah dengan Green Rebel Chick\’n Chunks dan kari terong, kacang panjang dan kentang.

Tak ketinggalan ada sambal bawang, kacang renyah, dan taburan kelapa melengkapi hidangan ini.

Sisig, hidangan Filipina yang biasanya mengandung daging babi cincang, bawang bombay, dan hati ayam, sudah diganti menggunakan Plant Mince Green Rebel yang dibumbui dengan kalamansi, bawang bombay, dan cabai, disajikan dengan nasi putih dan mayones.

Sementara, hidangan klasik Indonesia yakni Rendang with Coconut Rice, menggunakan bumbu terlaris Green Rebel, dan Nasi Rendang menyajikan Green Rebel Beefless Rendang yang disajikan dengan nasi putih, daun singkong dan sambal ijo.

Green Rebel menyadari pentingnya pengalaman kuliner daging pada hidangan khas Asia Tenggara agar cita rasanya tetap otentik. Guna menyamakan rasa dan tekstur daging, Green Rebel mengembangkan teknologi makanan agar produk yang dihasilkan tetap cocok digunakan dalam masakan Asia.

Teknologi yang digunakan
Teknologi Rebel Texturization membantu menciptakan \” daging\” utuh dengan tekstur berserat layaknya daging asli, sementara Rebel Emulsion menciptakan formulasi eksklusif dari minyak kelapa, air, dan bumbu nabati alami yang berfungsi sebagai pengganti lemak hewani untuk menghasilkan rasa, aroma, dan juiciness yang menyerupai protein hewani.

Hasilnya, \” daging\” Green Rebel mampu menyerap rasa dan marinasi secara mendalam, dan juga stabil di suhu panas, sehingga cocok untuk metode kuliner Asia seperti merebus, mengukus, merebus, hotpot, membakar, memanggang, bahkan menggoreng.

Semua produk Green Rebel adalah halal, terbuat dari 100% bahan nabati alami, dan bebas dari tambahan seperti MSG, pengawet, dan olahan gula. Kedelai non-transgenik dan jamur shiitake menjadi bahan dasar protein nabati Green Rebel.

Begitu juga dengan penggunaan rempah-rempah dan bumbu-bumbu Asia seperti serai, lengkuas, kunyit, ketumbar, asam jawa, dan cabai tidak hanya memberikan rasa, tetapi juga umami yang akrab dengan lidah Asia.

Tujuan kerjasama
Kedua founder Green Rebel, Helga Angelina dan Chef Max Mandias, sudah lama menjadi praktisi pola makan nabati & sehat sebelum memulai Green Rebel, yang berkomitmen untuk membuat daging nabati yang lezat, terjangkau, dan mudah didapatkan, sambil meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan.

Selain itu, Green Rebel juga telah melakukan LCA (Life Cycle Assessment) independen pada produk mereka.

” Kami menemukan meatless beef kami memiliki 91% potensi pemanasan global yang lebih rendah ketimbang daging sapi lokal, demikian pula meatless chicken kami yang memiliki 84% potensi pemanasan global yang lebih rendah ketimbang ayam lokal,\” ujar Helga.

” Penelitian tersebut telah membuktikan bahwa terdapat penghematan emisi karbon sebesar 90%, penggunaan air sebesar 72%, penggunaan lahan sebesar 90%, dan penggunaan energi secara keseluruhan sebesar 81% untuk memproduksi daging nabati Green Rebel dibandingkan dengan daging hewani lokal,” bebernya.

Grup AirAsia telah menyelaraskan diri dengan kebijakan 1,5 derajat Celcius yang tertulis pada Perjanjian Paris untuk memastikan bahwa Grup AirAsia meminimalkan emisi gas rumah kaca pada tahun 2050, meliputi langkah pengurangan 221 ton emisi CO₂ per pesawat per tahun melalui solusi Flight Operations, yang diimplementasikan pada tahun 2022.

Membawa cita rasa nabati ke Asia dan sekitarnya
Didirikan saat puncak pandemi Covid-19 di Indonesia pada September 2020, misi Green Rebel sejak awal adalah untuk menawarkan alternatif daging nabati utuh bagi konsumen yang mencari pola makan fleksibel yang lebih sehat.

” Selama beberapa tahun terakhir, kami telah melihat peningkatan flexitarian, yaitu pola makan yang sebagian besar adalah makanan berbasis tumbuhan dan meminimalkan konsumsi daging serta produk hewani lainnya, terutama di Asia,” cerita Helga.

Ia juga memaparkan bahwa dengan meningkatnya kemakmuran yang dibarengi dengan meningkatnya konsumsi daging di pasar Asia Tenggara, peralihan ke protein nabati sangat diperlukan agar dapat mencapai target pengurangan karbon pada tahun 2030.

Saat ini, Green Rebel adalah merek protein nabati terkemuka di Indonesia dan salah satu merek daging nabati yang paling menarik di belahan dunia ini. Pada 2022 kemarin, merek ini diluncurkan di Singapura, pasar pertama di luar Indonesia, dan sejak saat itu telah berekspansi ke Malaysia, Korea Selatan, Filipina, Vietnam, dan pasar lainnya di masa mendatang.

” Kami telah bekerja keras untuk meluncurkan produk di pasar-pasar baru, dan juga menciptakan daging dan keju nabati yang inovatif sesuai dengan tren yang terus berkembang di Asia,\” kata Helga.

” Kami sangat antusias dengan berbagai kemungkinan yang ada seiring dengan meningkatnya kesadaran akan pola makan yang sehat dan ramah lingkungan di belahan dunia ini,” tutupnya.


Posted

in

by

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *